Gerakannya selembut aliran angin
Sore itu ....
Bila dipandangi air sekitar
Dan juga yang dulalui
Enggan mereka beriak....
Hingga lompatan ikan
Berukuran sejengkal tangan
Memecah keheningan suasana
Seperti ingin mendengar cerita
Mereka yang melewati tempatnya bermain
Gelombang penasaran berjejal mengalirkan tanya...
Sambil mengayuhkan arah
Kisah yang telah diturunkan moyangnya
Berkelebat dengan sangat cepat
Ditangkap tuang nuraninya
Kini menuntun senyum kerendahan
Hati yang beranjak berkenan membagi
Bayang aksara menghilang kala itu
Kecuali telinga-telinga yang
Semakin condong hampir tak sanggup
Mempercayai apa yang sedang didengarnya
"Ya begitulah sejak dulu
Melewati bagian itu tadi
Seperti itu kita sering dibuat
Hanya mata kita yang bisa bicara
Kita seperti tidak mendengar apa -apa "
Dan tampak semua mata mencoba
Merekrut memory miliknya pada kurun itu...
Lalu semua mengangguk angguk
Dengan setia memasangkan telinga lagi
"Konon sang penghuni sangat direndahkan karena tidak pernah menunjukkan senjata miliknya..., tetapi semua berubah memandangnya ketika terjadi porak poranda sekitar oleh angin beliung... ia mencabut sesuatu dari badanya lalu digunakan untuk menerima sehelai rambut yang melayang dan terjatuh dihadapannya.... Dan rambut itu terbelah ... semua yang melihat tak bisa mempercayai itu.... apalagi tiba-tiba angin yang menakutkan itu pun menghilang.... "
Para pendatang... masih heran... penasaran menanti lanjutan kisahnya....
Sang pemandu melambatkan gerak kayuhannya, mengeja suasana yang ada , juga ekspresi setiap wajah yang menanti....
"Konon katanya, pindahnya angin itu tak lain or dalam perut orang - orang yang melintasi tempat itu.....".
Tak seberapa jauh dari tempat duduk sang pengayuh,tiba tiba terdengat "tuuuut " dari salah satu pendengar yang setia sejak awal ...