Bayangan
Padam segala ujar
Diam tanpa sedikit kelakar
Selicin lapisan terluarnya akar
Dipilih jadi jembatan hatinya berkibar
Menelusup hingga membelah tanpa ampun
Dalamnya cadas Mankato sesap kelembapan....
Itu bukan jalan seringan omong kosong para pemilik cara membagikan kekuatan
Yang berbelok arah tanpa mengerti muara kisah pun buta akan tujuan yang layak dapat digapai bersama...
Bagaimana mungkin auara mimbar
Yang tanpa pernah bisa menggapai dengar
Para pemangkir terang siang hingga memilih sembunyi dalam tanah -tanah becek dan berlumpur, tanpa pernah kehausan.....
Mengubah aslinya tabiat seangkara yang menjijikan dan sering dijauhi tanpa menyisa ruang buat melirik kekotorannya pada setiap ujung cara membidik untung berjuta cara.
Ketakutan telah membuat mereka berlari tanpa perlu bicara regulasi saat makhluk -makhluk yang tak makan nasi mengganti tempat yang dianggap keberadaan pada waktunya hanyalah bayangan dirinya sendiri yang dihimpun oleh serankai maksiat dan ambisi.
Seperti ia berharap ada perikicil dari negeri dongengnya, yang kelak membawanya bebas agar tidak lagi ia terkungkung di istananya sendiri oleh kejailan tangan -tangan bodoh yang sering tanpa menyadari apa yang dilakukan.
Itu adalah tempat pujaan hatinya yang menghilang tanpa dapat ia jumpa hingga kini, disana ia meratapi peristiwa yang tak pernah ia dapat lupakan, dan disana ia pernah nyaris hampir kehilangan akal, juga disitulah kebanggaannya yang tidak mungkin di jamah oleh setiap orang yang hanya bisa melihat...
Semanis apa peramu menampakkan arah dihadapannya akankah cukup membuatnya beranjak tanyakan pada mereka yang telah mencoba... tak ada yang lain kecuali kesia -siaan dan pulang dengan tangan hampa....
Ada yang dapat menggempur bayangangannya ... ia sedang tersenyum ringan mengampiri batu -batu palsu juga bentuk bentuk serupa logam...
Apa yang ia kerjakan....?
Ini baginya waktu buatnya bekerja, bukan untuk bicara tanpa arah.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar