Mencari Fakta

Dulu hanya katanya 

Dulu masih mendengar 

Itu cuma masa lalu 

Namun kini itu ada 

Dijumpa dengan laku 

Saat berteman membawa serta 

Disana - sini dikaki bukit 

Awal mula masih mengernyit 

Kali menyambung benih ingatan 

Melihat piring dalam susunan 

Bentuk indah dibuat tangan 

Asal dari dedaunan 

Mereka tetap meletakkan 

Arti hidup bagai lembaran 

Yang dibentuk dan diserahkan

Kembalai kepada sumber keadaan 

Sudah sangat tua 

Katanya itu ajaran 

Orang tetap memilih 

Juga menempatkan lebih dari kendaraan.

Menunggu Masih Bisa

Pada antrian mengular 

Tiada yang bertangan kosong

Bahkan beberapa bukan hanya tangan 

Punggungnya juga dipenuhi 

Dengan gambaran 

Ia tidak ingin ada yang tertinggal 

Dan sudah barang tentu 

Dianggap penting 

Tiada yang tahu pasti 

Rupa didalamnya...

Beberapa menyempatkan lagi 

Melongok jam tangan...

Kurang puas Kali membandingkan 

Dengan jam beast yang tidak jauh 

Terpampang ditempat😥😥😥tinggi..

Saat itu...

Pandangan kami terarah

Secara bersamaan pada puncak 

Yang akan kami datangi..

Namun pemandangan di lobi yang semakin

Hiruk pikuk memaksa hasarat...

Masih bisa menunggu 

Kata yang menenangkan saja...

Kegelisahan seperti rekat dan lekat 

Pada sejumlah wajah yang berpapasan....

Rujak Bukan Rujuk

ini sebagai salah satu keberuntungan

perjalanan pulang yang panjang

jika dibandingkan dengan perkiraan

menuruni gunung yang semula akan cepat

begitu yang terlintas di dalam pikiran kita

ternyata masih membutuhkan waktu panjang juga

namun ada syukur dari semua ketika tiba di desa

hari belum gelap dan masih bisa mencari makanan

mengingat semua sudah kehabisan perbekalan

karena ada sedikit pergeseran waktu tempuh


"Nah itu dia, kita bisa charge tenaga "

Dengan semangat menunjuk warung di pinggir desa kecil tempat kami pertama menjumpai satu kemungkinan terdekat buat makan.

"Minta rujuk ya Bu?" tentu suara yang paling lapar memesan sudah tanpa bisa sedikit saja punya kelakar.

"Gak ada dik, adanya rujak, sama nasi pecel", Ibu penjual dengan senyum menyambut kami, yang semua sudah tampak lusuh alias kumal.

Sambil menunggu semua pesanan lengkap ternyata kami baru sadar, bahwa ada tulisan kecil di papan sebelah kanan pintu masuk yang memang tampak dibuat oleh seorang anak yang sedang belajar menulis, dengan beberapa coretan-coretan. Dan yang membuat semua kini jadi tertawa ternyata tulisan itu memang bunyinya jual rujuk, yang maksudnya adalah jual rujak.