Apa Iya Barter Cenil &g Logam Mulia?

di tengah suara-suara permainan
yang dimiliki zaman
meleburkan peran dengan halusnya 
mendarah dalam daging penghuni 
memainkan setiap angan pemeran 
Untai juang dan pengabdian 
Propaganda dan keuntungan 
Haruskah dalam lakon bagai pariwara
....
Kedatangan yang diikuti keramaian
dibelakangnya selaksa arak-arakkan
gemerincing dan ramainya tetabuhan
memasuki  pasar yang dikenal sangat kental
dengan cara orang memandang kelokalan
hingga disana dinamai suasana tradisional
kekar dalam langkah punya perjalanan
tiada yang berani menyebut bawaan sebagai rampasan
manis akan memanis jika itu disebut bagian keuntungan
----
kian menipis
kian menyepi
kepadatan berkurang
lalu lalang merenaggang
pemandangan melonggarkan
hirupan napas melegakan 
mata punya pemandangan
semakin lapang rimbun kehijauan 
asri oleh tanaman subur dan pepohonan
meskipun masih tetap ada satu dua penjaja
dengan aneka rupa dan kebutuhan yang ditawarkan....
''''''
dengan suara lantang
dipenuhi keramahan pada penjaja tua
kesatria perkasi mendekati membawa bungkusan
warna-warni indah seempuk pandangan dirancang buat
membungkus dengan kisah medernitas negeri seberang
mengolah semua bahan hingga memudah saudara menelan
nasib sikeriput yang telah layu giginya berhadapan...
pandangan sejuk dan keramahan situa...
tiada menyebut kepongahan pemuda mendekatinya
memaksakan tipu murahan dengan picik pertimbangan
sama-sama dari dalam tanah disepadankan dengan sangat naif...
senaif ia mempertontonkan kebodohannya dengan modernitas...
manisnya muslihat yang sangat dangkal itu dibiarkannya...
ia pergi mengambil logam mulia yang katanya tidak bisa dikunyah...
ini saja....! sebungkus rampasan ditinggalkannya dengan parutan kelapa....
berceceran bagai lukisan sirenta mengeja pemaksaan yang bukan lagi lucu....
jika ia menamai ketidak adilan....
ia pula yang ada menghentikan,... kekuatannya
berlari sejauh apa dari tempat itu....
karena ia adalah ia sang pelantun yang hanya memberinya hiburan
disela pelariannya.... yang tada akan punya tempat akhir yang kau bayangkan sempit....
seperti pikiranmu yang sering tiada akan menjangkaunya......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar