Lalu Apa Yang Telah Dilihatnya .....



Tanganmu menggenggam dengan lembut

Ku mencoba mengerti suasana berkabut

saat itu

Bila engkau tak ingin membuatku takut

itu saja yang kusadari

meskipun tanpa semua keadaan kau sebut

Tidak banyak dari semua kenangan larut

dan mengalir menjadi utuhnya rangkai cerita

Namun itulah walaupun sedikit yang terjumput

Ketika ingin mengisah betapa ada

dan sungguh ada itu di belahan dunia lain

sebuah bekerlangsungan yang disebut kemelut

Namun kesekian kali matamu membuat salut

rela menghampiri dengan cinta tanpa berbalut

setidaknya begitulah engkau yang terbaik bersahut

Membuka lembar demi lembar penuh kesabaran

Aku yang sedang belajar melangkah hingga berani membuka mata

Melihat masih ada keindahan dibalik kabut-kabut itu

Juga keindahan kabut-kabut itu

Hingga terdengar suara seruput

Teh hangat yang telah kau buat menabutkan bau harum

beranda itu terasa sebagai tempat yang menyambut  apalagi 

jika bukan .....


Kepulangan masa lalu yang tanpa perlu harus ditakuti

Nyata terdengar seperti kicau burung di pohon-pohon

dan desir angin yang membelai setiap ranting-rantingnya


Apa yang sebenarnya telah engkau tunjukkan

Sembari mengikuti seruputmu itu pun kucoba bertanya

Ingin mendapat jawaban sesegera namun siurungkan oleh suasana lain

Kubelajar saat itu untuk menyimpan hasrat sejenak mengikuti suasana baru

Tangga bagai tampak di kejauhan sejalan dengan menipisnya kabut ketika hari beranjak 

Anjangsana gulir daun-daun kering ditiup angin yang menapakinya dan itu pun istimewa

 

Paling tidak sebelum tampak ada kaki yang melewati dan meniti tangga-tangga itu

Daun-daun itu telah mendahului menampakkan geraknya di pagi yang istimewa

Esok dan kemarin punya ceritanya sendiri dan ia bukan penghuni kisah pagi ini

Dan hanya pada waktu itu saat engkau mengejakan semua tanpa harus kening berkerut 

namun selaras dan seturut dengan keadaan yang berkabut namun tetap mengubah tanpa adanya kemelut ataupun rasa takut akan apa yang memang harus dilihat dan dijumpai....

🔴 D Koco centra

Bagai Sebuh Jawaban

Pusat sering dijadikan lainya sebutan
Untuk menunjukkan yang paling penting
Tidak jarang mengacu pada bagian utamanya

Mencoba mengerti saat terbaik
Tanpa ancang-ancang sebagai awalan
Karenanya yang dipilihnya tidak beranjak
Namun matanya mencari letak beradanya
Sang waktu terindah baginya




Bukan tengah malam
Bukan siang dan tengah hari
Juga bukan sore dan yang lainnya
Termasuk petang usai kumandang Magrib...
Tidak lain dini hari dijadikan terbaiknya
Ketika dia sangat menyadari
Apa yang ditunggunya
Adalah terbitnya matahari
Agar terang dan hangat 
Dapat dirasasakannya mengawali
Langkah harinya yang penuh gairah

Aku yang tidak mengerti
akan keadaan inti maksudnya
tiada lain bisa memilih kecuali mengikuti saja
Bagaimana ia bisa terus bekerja
Cukup panjang dengan tenaga yang terus ada....







Bila Kau Anggap Kemahiran




Telah sekian lama 

Keberanian melewati 

Tenpat-tempat itu bahkan disinggahinya 

Membiarkan hasrat mencari kebebasannya 

Mengenali aneka daun -daun yang dapat

Dijadikan menu harian atau pengganjal perutnya 

Tidak tampak ada yang mempermainkan 

Dirinya menjadi sulit untuk mendapatkan 


Tumbuh dan bangunya setiap ranting 

Juga daun -daun yang mebingkai  hutan 

Persinggahan yang juga sebagai rumahnya

Dianggapnya itu sudah sebagai cara 

Alam mereka keberlangsungan

Begitu bebas ia memandang 

Sebebas ia juga membabat sisi lain 

Yang baginya harus singkirkan 

Dengan pedangnya yang sangat tajam 

Untuk satu kebaikan dirinya 

Juga tumbuh mekarnya 

Yang lain di tempat itu ....

Tanpa ketergesaan 

Matanya mengamat setiap bagian.....

Sebagai sang pemilik kebebasan it....

Use ancient methods to make rice noodles in idyllic life-Re cut New Music

lodheh ideal

sepertinya ada yang belum kaudengar 
betapa idealnya engkau punya mau 
tidak mengapa jika kau tak pula 
ingin mendengar tentang itu 
seperti idealnya bentuk tubuh 
yang engkau miliki dan jaga 
engkau mungkin tidak menyukai 
yang seperti dan sejenisnya 

rayuan bukan harus sapaan 
pulau bukan semua untuk dilabuhi 
juga kelapa tidak selalu 
diambil santannya 
kutahu ada yang istimewa 
dari yang kaumiliki hingga 
engkau hidangkan jadi kebangganan 
sejalan hati meniti pengertiannya 
jauh didalam sanubarimu sendiri 
walau engkau tak pula 
harus mengerti twntang semua ini

Rangkulan :

Dengan tiada kepastian 
Kemana arah coba kupertahankan 
Terasa rangkulan itu menguatkan 
Bila kini tiada kesendirian 
Ada engkau yang memastikan 

Seperti apa yang kelihatan 
Ketiadaan maksud 
Dari dalam diri 
Memberikan rangsum sintetis 
Karena jelas kumengerti 
Keaslian selalu jadi dambaan 
Seperti sapamu saat berdekatan 
Juga ketika berjauhan 
Telah membuatku mengerti 
Indah keadaan 
Seperti aliran bening 
Mata air pegunungan itu 
Tempat kita saling menuangkan 
Harapan kita kedepan 
Gemericiknya jadi nyanyian 
Pengiring hati mengerti akan dirimu...

,,     .......      ,,,,,,