Belong

Cita-cita kala itu 

Imo lukis di dalam kertas 

Riasan tergoreskan padanya

Coretan pada kertas bergaris 

Lalu semua yang dibuat disana

Esok yang datang tiada tahu 

Ditambahkannya urai kata pelengkap 

Meluncur dari bibir tipisnya 

Oh belum tahu ya...

Fasihnya menirukan sang maestro 

Memberi cerita pada setiap gerak 

Pada yang ingin tahu 

Hingga semua jadi mengangguk 

Namun semua..

Tiada memberi..

Gambaran utuh hingga kepastian 

Mereka benar -benar 

Telah tahu.

Termasuk...

Padanya juga 

Yang sudah sering 

Dianggap sulit untuk bisa...

Yah I...

Itu task... task....tadi itu loh...!

Tahu!


===__

Diperbatasan Pemahaman 


Sesuai dan masih sangat pas 

Dengan tempat yang mereka singgahi 

Mendekati perbatasan kelebatan hutan 

Jadi andai duga cara memandang 

Tiada maksud menempatkannya 

Pada bagian yang rendah atau masih pada 

Wilayah dibawah angka rata dua 

Bagaimana mereka mengarahkan

Pandangan hanya pada tubuh kami 

Yang kelelahan dan sedang memesan 

Rujak menu yang katanya masih ada 

Jika lebih eksplisit dan pantas 

Cara mengarahkan pandangannya 

Dari beberapa yang berlalu munuju 

Pada bagian dada lalu ke sekitar paha katakan kelamin masih dijamin paling laku dimata mereka kala itu, hingga kami makan dengan sedikit risih..

Lucunya tak ada sangka mereka juga ajari banyak cara merilekskan, kami yang katanya sedang ngaso ; dibiarkan untuk berada dihalaman rumah mereka1dengan sebutan bermacam mereka mempersilahkan, ADuh Welshman... nama nggelosor hingga ndeprok dan apa lagi... yang sempat mengundang gelak tawa... moga aja dikasih murah...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar