Pertanyaan Orang Setempat

Dengan berulang bertemu
Dengan banyak orang di tempat itu
Sebanyak itu pula jawaban keluar 
Harus mengalir sama untuk diberikan 
Kepada orang asli yang dikenali ramah 

Pengikut lain sebagai yang tidak biasa 
Dengan keramahan itu multi gundah 
Apa urusan mereka tanya demikian 
Jelas-jelas udah kelihatan sekali 
Apabila mau tau setiap urusan orang 

Dikira apa kita kesana 
Udah jelas ada ditangan 
Bawaan dan arahnya tujuan
Alat yang umum untuk mengail 
Masih semua bertanya mau kemana....

Obrolan kurang kerjaan 

Yang ngerti cuma senyum 
Juga mendiamkan ...
Saran kecil menyuruhnya diam 
Biarkan kalau memang mau 
Dianggap bukan manusia....


 

Pengecapan

Tiada hasrat kembali 
Pada sepakatnya mata
Seutuh pendapatnya berbunyi 
Untuk memutus arah bicara 
Memilih arah  wisata bahari 

Terasa sejak jumpa diawal 
.(:-(:-|
Manisnya langsung kelihatan
Dirasa tidak tahu oleh mereka
Untung yang dipetik dari legitnya 
Dibumbu omong kosong sambil makan 
Malam tidak segera larut
Demi sebuah kekosongan saja 
Acara demi acara tanpa terasa usai 

Hingga ketukan lonceng menyadarkan
Jarum jam sudah nenghentikan sejenak 
Memberi tahu semua mata semakin melihat 
Ia sudah semakin jauh berputar..
Mungkin ada kata sudah untuk penantian lama para pencari hiburan mendudukkan dirinya di sana.

Apa Iya Barter Cenil &g Logam Mulia?

di tengah suara-suara permainan
yang dimiliki zaman
meleburkan peran dengan halusnya 
mendarah dalam daging penghuni 
memainkan setiap angan pemeran 
Untai juang dan pengabdian 
Propaganda dan keuntungan 
Haruskah dalam lakon bagai pariwara
....
Kedatangan yang diikuti keramaian
dibelakangnya selaksa arak-arakkan
gemerincing dan ramainya tetabuhan
memasuki  pasar yang dikenal sangat kental
dengan cara orang memandang kelokalan
hingga disana dinamai suasana tradisional
kekar dalam langkah punya perjalanan
tiada yang berani menyebut bawaan sebagai rampasan
manis akan memanis jika itu disebut bagian keuntungan
----
kian menipis
kian menyepi
kepadatan berkurang
lalu lalang merenaggang
pemandangan melonggarkan
hirupan napas melegakan 
mata punya pemandangan
semakin lapang rimbun kehijauan 
asri oleh tanaman subur dan pepohonan
meskipun masih tetap ada satu dua penjaja
dengan aneka rupa dan kebutuhan yang ditawarkan....
''''''
dengan suara lantang
dipenuhi keramahan pada penjaja tua
kesatria perkasi mendekati membawa bungkusan
warna-warni indah seempuk pandangan dirancang buat
membungkus dengan kisah medernitas negeri seberang
mengolah semua bahan hingga memudah saudara menelan
nasib sikeriput yang telah layu giginya berhadapan...
pandangan sejuk dan keramahan situa...
tiada menyebut kepongahan pemuda mendekatinya
memaksakan tipu murahan dengan picik pertimbangan
sama-sama dari dalam tanah disepadankan dengan sangat naif...
senaif ia mempertontonkan kebodohannya dengan modernitas...
manisnya muslihat yang sangat dangkal itu dibiarkannya...
ia pergi mengambil logam mulia yang katanya tidak bisa dikunyah...
ini saja....! sebungkus rampasan ditinggalkannya dengan parutan kelapa....
berceceran bagai lukisan sirenta mengeja pemaksaan yang bukan lagi lucu....
jika ia menamai ketidak adilan....
ia pula yang ada menghentikan,... kekuatannya
berlari sejauh apa dari tempat itu....
karena ia adalah ia sang pelantun yang hanya memberinya hiburan
disela pelariannya.... yang tada akan punya tempat akhir yang kau bayangkan sempit....
seperti pikiranmu yang sering tiada akan menjangkaunya......

Suhu Ruang

Mendengar langsung dalam keheningan

Jadi dambaan banyak teman 

yang pernah seperjalanan mengatakan

cercah harapan hatinya terdalam...

Akankah baginya mudah menggapai pengertiaan

hingga yang tertinggi tidak jarang dibawa padanya

yang terbuka mengejakan banyak perkara penting

agar berarti bagi banyak orang dan semesta tersenyum

tanpa membuat gelisah apalagi seolah genting


Hari itu tiada perlu mereka-reka waktu tempuh

bagai perjalanan sampai pada perjumpaan

dengan mereka yang dapat kunamai selayak suhu

Karena berpapasan dengannya hingga mendapatkan sapaan hingga

yang dinamai intinya obrolan yang menagalir begitu saja... dalam tenang

Kebetulan beriringan dengan yang lain dalam kadar demikian di samping suhu

dapat dinamai mumpuni mengurai keruwetan berpikir untuk menyelaraskan kembali

dalam cara pandang hingga semakin mampu melangkah....


Menyentuh kedalam relung rasa dan ingatan akan pesona kebersahajaan dirinya

Memberi istilah pada keadaan pikiran yang mampu keluar dari cangkangnya sendiri

Tanpa campurtangan mesin-mesin yang dinyalakan sepanjang hari demi kehangatan cuan

karena grafik keuntungan yang terus dikejar demi kompetisi dengan mesin hitung dan ambisi....

Menembus rekahan keras yang sering membatasi munculnya kaki-kaki baru

yang siap berlari dan memberi suara dengan nyanyian terindah di alam ini....

Tetap penting adanya alam asri penjaga keadaan kedatangan demikian....

Tetap ada induk-induk elang berterbangan di pohon-pohon menjulang itu....

Kenyataan yang sering tidak kita pandang .... sebagai kenyataan...

Ketika kehangatan disana jauh dari rumusan dan sapaan pikiran kita yang sempit....

untuk tau akan semua peristiwa pengubah  keadaan di setiap tempat.... dalam cuaca dan musim

.... sama sekali bukan ruang yang disekat oleh tembok-tembok.... beratap sangat rapat

... tidak menyinggung kotak-kotak dengan pendingin, pertombol dan berpanel otomatis hingga berlampu aneka warna bila saja itu ruang yang dibicarakannya... itu terlalu kecil untuk bumi ini dipilih sebagai pembanding ....

... kubawa melewati dua matamu memasukinya...

suhu ruang yang telah lama kau cari.... jika itu yang sangat kaudambakan...

merdekakan dirimu hingga kepuncak.. kelak atau kapan... akan ada lagi kesempatan...

empat mata pasangan

untuk apa semua itu... kini

yang telah lama berusaha mengumpulkan

urai tiada habis akan bagaimana semua cara mereka

harus mengatakan betapa berartinya semua itu


sepasang mata yang pernah melihat

dengan kesungguhan panjat

membawa serta yang lain mendekat...

hingga sampai tempat terindah

sepi meskipun banyak penghuni....


dimana ia dan yang datang bersama

ingin menuangkan kisah senja

sesampainya di sana ..


wadah yang pernah ada tiada tampak lagi ,...mungkin dihilangkan oleh keadaan...

Belum Pahami Rute

Kita masih saling mengerti 

Mencoba dengan sadar 

Walau buat belajar mendengar 

Setiap suara dan pertanda 

Yang akan membawa langkah 

Dan tujuan kita menuju ke sana 

Tempat yang katanya terbaik....


Kita tidak sedang berlomba

Untuk melawan siapa pun

Untuk dikalahkan atau ditinggalkan 

Dalam cuaca yang sangat baik ini 

Tiada penting berpacu dengan waktu 

Selain tetap berjalan meskipun lambat 

Namun tetap mendengar ...

Ia yang tahu jalan menuju puncak...

Melalui dengan senang dan aman 

Seolah mengisi perasaan memasuki 

Atau mencapai tempat itu ...

Juga mampu menemukan 

Jalan kembali ...


Kepadanya yang sangat mengerti 

Kita mencari terbaiknya 

Bagaimana kita membawa

Segala kebutuhan dan perlengkapan 

Mengemas dengan cara praktis 

Tahu mana yang diletakkan di dalam 

Juga penting paham yang di luar 

Memudah setiap gerak dan langkah 

Juga tiada berlebih membawa semua 

Yang tidak penting dan menjadi beban..


Lagu

Senyap sudah digantikan 

Letak sepinya 

Memasuki tetabuhan 

Sekejab menyusul nyanyian 

Dari tulisan -tulisah lontar tua...

Yang nyaris lapuk 

Oleh perjalanan waktu....

Ooohhhh tanpa wejangan 

Untuk apa semua itu 

Susah payah dipertahankan

Bilakah diminati dinegeri seberang 

Nan jauh di sana...?

Untuk yang bisa bertanya

Jangan semudah kata menambah hanya 

Karena semua bukan terujar sebagai goda 

Konon gambaran sebuah struktur terkuat 

Bagian dari yang dimilikinya ....

Tiada berbanding dengan lantunannya 

Yang memang hanya terdengar halus.. bahkan samar -samar bagi yang ingin mendengar....


Arang

Oh begitu syahdu...

Rasa yang telah tertuang 

Bara yang telah sekian lama 

Menyala dengan pendar apinya

juga dengan tebaran kehangatannya 

Mengisi setiap ruang di paseban 

Memaniskan keadaan sebelum

Menginjakkan kaki di beranda...

Generincing riuh datangnya sambutan 

Setiap pengiring...

Mendamba senyuman 

Walau sedikit....

Dari singgah sana 

Yang telah mendekatkan 

Kebesarannya di tempat itu..

Tiada tahu akankah semua itu 

Berlangsung hingga bara telah berubah...


Pasrah di Biak

Sebuah tanggapan 

Sedikit beda usai kueja 

Aku hanya mau meluruskan 

Setiap saat kita tidak sama terus 

Juga tidak terus sama...

Bersemangat memang tepat 

Itu juga bikin orang jadi hebat 

Kala di Jaya Wijaya semua hebat dan bisa tepat ....

Namun tidak seterusnya semua begitu

Yang lain juga tahu , yang terus juga yang tunda 

Setelah melewati hari demi hari...

Di Biaklah aku pasrah... 

😐tidak ada yang tidak lelah...

😥keringat itu semua punya....

Hanya tentang tempat dimana ia memang jalanya ... begitu 😉 seperti kebetulan saja.


Untuk Bisa Lewat Jalan

Betul dan tidak diragukan 

Apa iya kalo duduk mulu nyampe 

Yang datang kesana tidak pake roda empat 

Itu semua untuk dilewati para pejalan 


Harusnya memang begitu 

Tegak sang penjaga 

Setiap ada yang menuju kedalaman 

Memastikan semua dapat sampai 

Pada tujuan bersama....

Jauh Kelewatan

Kan sudah ada...?

Ada apanya sih...

Suara itu tidak sendiri

Meskipun bukan perdebatan

Apalagi kemarahan hingga permusuhan

Yang jelas gitu!.. kalo ngomong

Ini Kelewatan...!

Suara itu semakin keras

Nadanya juga semakin meninggi

Entah akankah pembicaraan itu berarti....

Ini KURANG JELAS APA !!!

Yang jelas ??? BRO!..  nggAK USAH JUGA PAKE TERIAK!! Itu yang sudah kelewatan!

Ini atau itu yang jalan surga atau neraka terserahlah...


Perubahan memang beda sekarang

Bisa jadi suara mereka sudah samapai atap....

Kalau hanya atap , tidak juga

Mungkin atap lantai 4 atau yang kesekian

Kalau terserah  DIAMlah; nggak usah pake STEL SUARA!

Ini KAU tau ...  SUDAH terlalu jauh!!!  

MUNDUR!!!

NGOMONG gitu aja, gak usah pake repot....... 

kan enak...!

MAKSUDNYA maju MUNDUR apa Mundur Maju, Cooooiii!!!

aukah... elllap! 

Bekas Jadwal

Bekas

Sudah nggak dipakai

dulu baru

disayang-sayang

jadwal dulu

dikatakan sudah lewat

jadul

tampak tidak relevan

orang hebat

keren katanya update

kudu tahu

jaman udah beda

lewati

saja yang lama

kalo mau cepat

biar tidak telat

tahu jadwal

yang terbaru

dan tercepat....

hebat

maunya

besar

nyatanya

butuh lebih

lama lagi

buat bisa

tumbuh......



Hingga Berkedip

Siang bolong disebut orang 

Penuh semua mata dibelalakkan 

Hanya oleh rasa penasarannya

Ditimbang pendadaran seulas syarat 

Kala sang pujaan nyata rela mendekat

Mengapa kata orang tiada akan memuas 

Dua hingga tiga orang pun terlampaui sudah  ...

Masih juga belum percaya dipenantian tanpa terasa berjalannya waktu...

Tiada ingin terlewatkan saat terindah di pulau pujaan 

Oooh dan wowwwp dan semacamnya ternyata tiada sempat terucapkan 

Begitu cara yang dijumpa ternyata memutar  nalar baru yang luput dari mimpi kebanyakan isi kepala yang selalu menanti di sini....


Pencari

 



Celah

Bila saja kamu ada 

Yakinlah semuanya akan 

Menjadi mudah 

Demikian setidaknya 

Katakan tampaklah 

Apalagi bila hanya mengganti 

Yang paling belakang 

Dengan bunyi kakak 

Itu dapat semudah bunyi kokok 

Semuanya akan semakin jelas 

Termasuk menjadi mudah buat dijelaskan

Ketika semakin dekat dengan penglihatan 

Batinmu dimalam bulan purnama.....

Andai dia tidak sedang membawa langkah ini untuk hal yang harus diikutinya 

Akan lebih banyak cerita tentangnya, yang menggambarkan dinding - dinding tebal terbangun dengan tiada mudah menemukan jendela dan pintu dengan telanjang mata, ketika angin pun seperti akan melewati...

Mustahil orang akan berpikir akan kesalahan konstruksi atau mencari kata untuk menyalakan salah sebagai bentuk yang tak kasat....

Tandang penyair maya jangan kau hirau duhai sahabat, kucoba cari tahu matanya tanpa minat, menelusup dalam hingar gelegar kehebatan tengkar tutul-tutul kata buatan bibir mercusuar dinyalakan pariwara berlebih merintihkan tangan -tangan yang masih mungil, dan kaki -kaki pengikut yang sedang berjuang untuk bisa seimbang....

(&&&&&)


Cuma Reaksi Spontan

Membandingkan....

Bagaimana ia sebagai teman 

Ada yang segera melihat 

Sementara yang lain tidak demikian 

Gelagat untuk melihat masih menunggu

Pendengarannya dipuaskan dengan tambahan lain yang baginya sebagai kelengkapan....

Membiarkan reaksi spontan yang sering muncul pada mereka sama bikin gemesnya dengan mereka yang sangat lama bereaksi ; 

Masih ada juga yang sempat ngebanyol bilang, "Ngapain ikut repot, diem aja udah enak???" 

Dijalan selalu ada saja, yang tidak terpikir sebelumnya, juga tidak sedikit pun terduga akan ada hal - hal demikian yang lumayan dibilang  l u c u.

Penanakan

Kebebasan di tempat terbuka 

Seperti saat ini adalah 

Bagaimana melihat terbukanya 

Alam tanpa penghalang buatan manusia 

Seperti yang umum kita lihat 

Misalnya bangunan -bangunan menjulang 

Baik itu perkantoran atau senta bisnis dan perdagangan...

Semua penghalang itu jauh dari sini 

....

Kebebasan untuk bisa makan tidak demikian untuk di sini...

Tinggal pilih apa yang dimau lengkap sesuai selera...

Perbekalan tetap paling menentukan tanpa menutup terbukanya sumber lain dari alam 

Namun kebiasaan lambung tidak sembarangan, untuk mengisi yang mentah atau olahan...

Penting untuk tahu jika penanakan merupakan keharusan untuk beberapa bahan dan cadangan yang dibawa dan yang ditemukan ; sementara yang mentah biasanya untuk yang sudah tidak diragukan.


Memilih tanpa Merantai

Penghuni rumah terpencil tiada tampak 

Saat kami menuju jalur pendakian ....

Ternyata bukan hanya seorang 

Punya rasa ingin tahu tentang sang pemilik

Yang memiliki tempat dambaan banyak orang.......


Hanya kepala penjaga yang nongol diremang pagi yang dingin itu 

Ketenangan ditampakkannya seperti mengenali gelagat tidak membahayakan tuannya...

Membiarkannya 4

Keberuntungan akhirnya tidak akan kemana tiada perlu lagi ditanya datang pula jawab perjalanan pulangnya

welat rapi to hat 🔥🔥ful

saat berada di sana 
melihat serta langsung 
menginjakkan kakimu sendiri
langsung melihat apa yang ingin kaulihat 
diantara semua mata pun tahu 
Hingga yang jauh kian tahu 
engkau nyata bernyali 
tanpa perlu menghindar 
hanya karena terik 
berjemur juga diluar 
roadshow memang pertunjukan 
Biarlah itu beda kau buat 
Ketika perjalanan disayangkan 
Kau tiada sempat duduk di sampingku 

Mendaki dan Menghibur Diri

Ada kawan 

Buatku sering bersama 

Juga menghibur tanpa mengeluh 

Tanpa lelah memberi suara manisnya 

Musik dan lagu kemana saja punya laku 



Ada kawan 

Bukan kujadikan lawan 

Yang harus saling menyisihkan 

Tiada henti terus saja mencari-cari 

Tingkah dan kata apa yang dapat dicela...


Tempat-tempat nan tinggi  sering kita singgahi...., sebagaimana semak belukar terasa jadi pengalaman sangar mendera kita sampai sulit berani bisa kelakar...., licin serta curam-curamNya tebing memaksa kewaspadaan kita punya medan yang semua teman saling mengingatkan arti kedekatan jarak juga jangkauan ,.dan tiada menutupi hal tiada dikelabuhi deraan haus dan lapar jika space menjadi sangan penting karena keterbaTasan logistik ... namun semua itu tidak harus membuat emosi terpantik...

Apalagi 

.buru - buru membuat tanda titik .



Usaha Menyapa Kita: Enakkanlah Sebisamu

Usaha Menyapa Kita: Enakkanlah Sebisamu: Seperti biasa usai kaki lelah Mengikuti kemana rencana harus melangkah ... Membuang sisa keraguan  Atau segera melumuri dengan bantah Oohhh ...

Jatuh Hati



Sebenarnya ini tidak sepenuhnya benar 

Hanya tidak ada kata lain atau belum dapat langsumg kutemukan dengan segera 

Ujuk -ujuk dan langsung terucap dengan begitu saja untuk mengungkapkan betapa cakepnya dirimu....

Sama ketika ditengah perjalanan beberapa bulan lalu berhenti di tengah perjalanan tanpa menyebut apa-apa selain mendecakkan kekaguman akan betapa indahnya  pemandangan yang sedang dijumpa berada di depan mata, lembah dan lereng -lereng bukit subur ditumbuhi hijau segar pepohonan bagai bersahutan dari tempatnya menyeberangi jangkau akar tempat tumbuhnya seolah saling melambai dengan kehidupan yang berletak berjauhan dengan iringan dan tarian nan sempurna hingga bagaimana mungkin mengatakan semua momentum itu, kecuali hanya teringat pada decakan yang telah dapat terbuat, otomatis seolah meluncur begitu saja tanpa perintah dari siapa pun.

Keadaan yang dijatuhkan dan dipengaruhi oleh keadaan itu tidak serta -merta kunamai terjatuh dengan alasan kupilih sejenak berhenti atau mengarahkan pandangan guna menyaksikan sajian alam tersebut. Ia tidak ada di sana atau keberadaanya you sebagai lawan tanding, sehingga tiada yang harus   dikalahkan....atau sebagai yang tak terkalahkan, tiada maksud semua ini untuk mengatakan sebuah persamaan linier apalagi melawan logika. Beban berpikir jangan ditimbang sebagaimana dagangan yang dijajakan ia kini seolah -olah sedang diayun sebagaimana bandulan menjangkau tempat lain tanpa terlepas dengan awalan dan pangkalnya.

Penambahan sedikit keterangan terakhir menyiratkan harapan akan kemudahan bagaimana sebuah pengertian juga terbangun demikian, secantik hiasan kecil yang mempercantiknya, juga gaun yang menggambarkan sebuah identitas dan posisi dirinya saat itu. Saat hati mulai mengerti ketertarikan sebuah dimensi yang baru.....

Dalam dirimu... 

....


Boleh Merambat

Menjadi sedikit lebih tinggi 

Dalam kenampakan ia kini berada 

Namun ia tidak berpindah 

Kekuatan yang dimilikinya bersumber 

Tetap disana dengan terus memanjang, hisapan semakin melebar ke segala arah 

Sumua bagian dan ruas tubuhnya demikian mengikuti 

Hingga beradanya diketinggian nyata terancam oleh sinar mentari sepanjang hari 

Dan ia bertahan di sana...

Bergelantungan hasil yang dimilikinya dilalap langsung....oleh....

Tidak kurang pisau membelah masih mencincangnya hingga diceburkannya kehancuran itu dalam pedas asam berbaur campur ....

====

Percikan.....

Boleh dibilang kini..

Setiap yang memandang 

Kali tidak ada yang luput 

Memberi komentar akan kekaguman 

Kepada kanvas perjalan yang terjal 

Tiada akan jauh menilik 

Bagaimana ia rela tengadah 

Rela menerima setiap percik 

Tanpa ada rasa takut untuk lalu membagikannya di sana...

Tidak pula semua akan mudah 

Mengenalinya yang pada bagian cara pilihannya melantangkan bagaimana semua sudah pantas menyudahi untuk meneriak lantangkan aneka kebodohan yang berkepanjangan hingga mengungkung kebaikan dan kemajuan yang ditancapkan oleh kemerdekaan jiwanya....


Sebagaimana Orang di sana Saja!


mungkin mudah untuknya 

Juga mudah bagi sebagian teman 

Yang lain masih butuh perjuaangan

Untuk mencoba cara demikian..


Mengahadap ke pada luasnya perairan 

Membayangkan rasa keindahan terpetik 

Menamai persinggahan sementara 

Bak bagian sematan kenangan kehidupan 

Silih dari rongga kebisingan rencana 

Yang terkadang semakin memenatkan ..

Lantas bagaimqna dengan berhadapannya kenyataan...

Hamparan yang  melekat dekat sebagai limbah dan sampah...

Apa pun yang ada, dari logam, kertas dan bambu serta lainya seolah telah menyatu dengan plastik .

Menoleh ke kiri hingga jauh ke kanan tetap mengoyak perhatian untuk sampai merasakan wujudnya harapan... di sana.

Tiada penghuni dan pendatang bicara tentang keadaan, nampak semua wajah nyaman dengan keadaan demikian.

Bagaimana engkau begitu mudah punya saran, yang katamu biar mampu bertahan, apakah semua itu memang jurus yang boleh dikata sepadan?

Ternyata wajahmu belum pernah mendekat nyata disana, atau mendapat percikan airnya saat akan menyantap makanan, hingga seringan saran itu kau tawarkan, itu mungkin kelewatan!

Penolakan Macam Apa?

Sambil melanjutkan sebagian...

Juga dengan menerimamu ada 

Di sini .......

Semoga ada yang dapat kau dengar 

Terdapat pula bagian yang mungkin terkenang 

Mengerti bagaimana diri ini mencari dan terus mencari apa yang pantas untuk dikatakan dengan suatu cara yang sejalan dengan hati... bagi yang mengerti keadaan 

Jangan menyalahkan kuas - kuas ini, karena ia hanya menarikan berlalunya angan, membawa kemana arah tenaga saat menekan dengan berat dari kiri menuju ke kanan. Jangan mencibirinya sesaat yang dibawanya sapuan dari atas ke bawah dengan ketebalan yang tidak meratakan warna pada setiap bagian, Apalagi menyudutkan dengan hujaman kata ketika hanya sebagian ujung -ujungnya yang meneteskan sebuah lengkungan  atau sebuah titik kecil, ia bukan yang layak untuk disalahkan.

Pasta-pasta silih berganti berdatangan. Ia yang muncul dari dalamnya akan membuat matamu mengenali bagaimanq bentuk tarian itu hingga tahun berganti tahun. Ia pun  tidak sendiri, ia muncul karena tekanan yang diberikan kepada seisi tubuhnya terkadang dari bagian ujung tidak jarang pada bagian tengah. Tiada guna selalu menghalangi percampuran dari barisan yang mereka termiliki ketika semua yang ditekan telah membebaskan diri dari kedalaman....

Jeda demi jeda penekanan dan tarian yang tidak pernah tunggal acap berselang kepulan - kepulan membubung dari kepengapan ruang pengertian memberi sentuh dan gesekan pada dinding-dinding imaginasi, seperti mengendurnya setiap otot -otot menjadi bagian inkubasi saat transisi akan kembali menebalkan arti.

Jalinan terulir hingga sarat menempa pengertian diri mengeja anggapan akan gugus penolakan menjadi sebuah definisi, seolah memutarbalikkan bagaimana sebuah keadaan tiada mungkin dikatakan kecuali membiarkan setiap tarian - tarian bergeliat lagi, ia semakin liar menebar setiap tumpahan- tumpahan dari kedalaman... mulanya masih tampak tearing terang bagai sketsa namun lama-lama semakin menggelap dan menggunung anchor pada setiap utamanya kisah yang bersorot menajam....

....


Lintasan Becek

Teman perlu tahu 

Kupikir menjadi penting 

Dengan penyampaian sebisaku 

Bahwasanya aku orang biasa saja 

Dalam arti sebagai yang tidak serba bisa 

Untuk dapat melewati semua hal 

Yang ada di depan dengan langsung 

Dan seketika lancar begitu saja 

Apalagi setelah melihat gambaran rute 

Yang harus dilewati begitu jauh dan panjang...

Tantangan yang daisy dikata tidaklah ringan...

Tiada lain kecuali mengatakan apa adanya...tanpa perlu disembunyikan...Basah dan  juga licin pastilah kewaspadaan kudu semakin ekstra....

Kelokan dan bagian lain yang berlumpur tiada perlu dihindari dan memang harus bertempur buat melewatinya....

Jalan lain yang menjadi pilihan katanya tidak disarankan karena akan banyak waktu yang termakan... hingga nanti...

Ketika semua mengerti akan keadaan ini pastilah akan punya tambahan gagasan yang setidaknya mematangkan pertimbangan hingga persiapan ...

Meyakini bahwa semua juga butuh dan ingin aman juga kelancaran....

Pemisahan

Dengan yang ini 

Ia mau...

Dengan yang itu..

Katanya suka...

Dengan yang di sana..

Tak bisa melupakan 

Dengan yang disono ...

Selalu berharap 

Dengan yang kemarin 

Ia depenuhi kenangan

Dengan yang nikung..

Ia bisa ikut belok ...

Dengan yang menjauh...

Juga tiada putus kontak 

Dengan yang mendekat...

Bagaimana bisa menolak..!?


Ember demi emberan 

Membuat bingung...

Ragu mau kemana 

Jika terus bersama 


Masih ada 

Celah untuk kepala 

Ini jalan memilih jauh 

Darinya sebagai tempat jauh 

Terserah saja disebut pisah ...

Kata maaf seperti apa ...

Yang terbilang paling mencairkan...

?


Belong

Cita-cita kala itu 

Imo lukis di dalam kertas 

Riasan tergoreskan padanya

Coretan pada kertas bergaris 

Lalu semua yang dibuat disana

Esok yang datang tiada tahu 

Ditambahkannya urai kata pelengkap 

Meluncur dari bibir tipisnya 

Oh belum tahu ya...

Fasihnya menirukan sang maestro 

Memberi cerita pada setiap gerak 

Pada yang ingin tahu 

Hingga semua jadi mengangguk 

Namun semua..

Tiada memberi..

Gambaran utuh hingga kepastian 

Mereka benar -benar 

Telah tahu.

Termasuk...

Padanya juga 

Yang sudah sering 

Dianggap sulit untuk bisa...

Yah I...

Itu task... task....tadi itu loh...!

Tahu!


===__

Diperbatasan Pemahaman 


Sesuai dan masih sangat pas 

Dengan tempat yang mereka singgahi 

Mendekati perbatasan kelebatan hutan 

Jadi andai duga cara memandang 

Tiada maksud menempatkannya 

Pada bagian yang rendah atau masih pada 

Wilayah dibawah angka rata dua 

Bagaimana mereka mengarahkan

Pandangan hanya pada tubuh kami 

Yang kelelahan dan sedang memesan 

Rujak menu yang katanya masih ada 

Jika lebih eksplisit dan pantas 

Cara mengarahkan pandangannya 

Dari beberapa yang berlalu munuju 

Pada bagian dada lalu ke sekitar paha katakan kelamin masih dijamin paling laku dimata mereka kala itu, hingga kami makan dengan sedikit risih..

Lucunya tak ada sangka mereka juga ajari banyak cara merilekskan, kami yang katanya sedang ngaso ; dibiarkan untuk berada dihalaman rumah mereka1dengan sebutan bermacam mereka mempersilahkan, ADuh Welshman... nama nggelosor hingga ndeprok dan apa lagi... yang sempat mengundang gelak tawa... moga aja dikasih murah...

Mencari Fakta

Dulu hanya katanya 

Dulu masih mendengar 

Itu cuma masa lalu 

Namun kini itu ada 

Dijumpa dengan laku 

Saat berteman membawa serta 

Disana - sini dikaki bukit 

Awal mula masih mengernyit 

Kali menyambung benih ingatan 

Melihat piring dalam susunan 

Bentuk indah dibuat tangan 

Asal dari dedaunan 

Mereka tetap meletakkan 

Arti hidup bagai lembaran 

Yang dibentuk dan diserahkan

Kembalai kepada sumber keadaan 

Sudah sangat tua 

Katanya itu ajaran 

Orang tetap memilih 

Juga menempatkan lebih dari kendaraan.

Menunggu Masih Bisa

Pada antrian mengular 

Tiada yang bertangan kosong

Bahkan beberapa bukan hanya tangan 

Punggungnya juga dipenuhi 

Dengan gambaran 

Ia tidak ingin ada yang tertinggal 

Dan sudah barang tentu 

Dianggap penting 

Tiada yang tahu pasti 

Rupa didalamnya...

Beberapa menyempatkan lagi 

Melongok jam tangan...

Kurang puas Kali membandingkan 

Dengan jam beast yang tidak jauh 

Terpampang ditempat😥😥😥tinggi..

Saat itu...

Pandangan kami terarah

Secara bersamaan pada puncak 

Yang akan kami datangi..

Namun pemandangan di lobi yang semakin

Hiruk pikuk memaksa hasarat...

Masih bisa menunggu 

Kata yang menenangkan saja...

Kegelisahan seperti rekat dan lekat 

Pada sejumlah wajah yang berpapasan....

Rujak Bukan Rujuk

ini sebagai salah satu keberuntungan

perjalanan pulang yang panjang

jika dibandingkan dengan perkiraan

menuruni gunung yang semula akan cepat

begitu yang terlintas di dalam pikiran kita

ternyata masih membutuhkan waktu panjang juga

namun ada syukur dari semua ketika tiba di desa

hari belum gelap dan masih bisa mencari makanan

mengingat semua sudah kehabisan perbekalan

karena ada sedikit pergeseran waktu tempuh


"Nah itu dia, kita bisa charge tenaga "

Dengan semangat menunjuk warung di pinggir desa kecil tempat kami pertama menjumpai satu kemungkinan terdekat buat makan.

"Minta rujuk ya Bu?" tentu suara yang paling lapar memesan sudah tanpa bisa sedikit saja punya kelakar.

"Gak ada dik, adanya rujak, sama nasi pecel", Ibu penjual dengan senyum menyambut kami, yang semua sudah tampak lusuh alias kumal.

Sambil menunggu semua pesanan lengkap ternyata kami baru sadar, bahwa ada tulisan kecil di papan sebelah kanan pintu masuk yang memang tampak dibuat oleh seorang anak yang sedang belajar menulis, dengan beberapa coretan-coretan. Dan yang membuat semua kini jadi tertawa ternyata tulisan itu memang bunyinya jual rujuk, yang maksudnya adalah jual rujak.

Sales

Bunga

Tanah itu bergetar 

Begitu dengan lembut 

Kau sebut nama itu...

Mungkinkah itu hanya perasaan

Yang muncul seketika saat itu 

Salah tingkah tanpa menduga samasekali 

Caramu menyebutkan serasa dekat sekali 

Di dalam sanubari 

Mengenali diri yang bukan siapa-siapa 

Dalam keadaan sebesar itu 



.

Aksara Dengan Huruf V dan Aksara Dengan Huruf F

ini dari bahasa keseharian

bukan kajian ilmiah

menjadi bagian hidup

keseharian


tumpang tindih

dalam penyebutan

tidak menjadi penghalang

atau memusingkan mereka


apa yang penting

apa yang terpenting

apa pula yang tidak penting

semua bagi mereka terlinting

sebutan menyatukan kesatuan maksud


.......

..

......

Pengalihan....

 Kelap-kelip lampu perkotaan

Yang tadinya mengisi pemandangan

Sedikit-demi sedikit telah menipis

Tidak lain kini beralih menuju daerah lain

Tempat dengan semakin sepi dan sedikit penghuni


Sebuah keadaan

Yang berbanding lurus

Dibutuhkannya penerang 

Juga sumber penopang bagi masyarakat

Padat dan juga ramai menjadikan terang

dan keadaan mudah dilihat dengan banyaknya lampu

yang menerangi tempat usaha juga tempat tinggal

termasuk jalan-jalan pemukiman dan pertokoan

juga perkantoran dan aneka industri di sekelilingnya...


Semua itu sudah tiada lagi

Dapat dilihat

Dari tempat pujaan ini

Tempat yang sangat sejuk

Tempat yang juga hening sekali

Dari hiruk pikuk manusia dan mesinnya

Ruang bebas dan segar yang dimimpikan

Sebagai teman penghibur dirinya 

Tas Punggung

Dibelakang dengan setia 

Selalu menemani kemana kaki melangkah 

Cara membawanya membuat mudah 

Tempat miring hingga terjal tanpa gelisah 

Bawaan tetap melekat dibelakang 

Perjalanan yang menantang ditempuh 

Jelajah dalam kebersamaan 

Menjadi beda jika harus sendiri

Apalagi tempat yang asing dan jauh 

Tenaga jadi utama 

Sebut saja terpenting 

Sebagaimana akan daya tahan 

Agar dapat sampai tujuan.

Memperoleh

Hela nafasmu meleburkan jawaban 

Sesingkat salam anganmu membuat cara

Apa yang mungkin dapat kuperoleh 

Tiada lain jika bukan keaslianmu beristilah 

Tanpa peduli orang lain mengecap ragu 

Paling wajah mencumbu tawa 

Keasaman keringat disepadankan 

Strawbery yang belum masak 

Memundurkan niat mencicip rasa 

Semua duga tanpa membasahi lidah...

Yang tanpa mau berimaginasi tentangnya 

Semenarik itukah untuk dibicarakan 

Bila dibanding dengan rasa asinnya 

Ini bagian kelakar milikmu dijalan...

Usai menempuh bagian yang lebih terjal

Tempat dimana jauh dari legendarisnya hidangan ikan payau yang kauyakini terenak dan terunik namun tiada lagi kausebut - sebut....

Untuk apa menangisi yang tiada diminati dan untuk apalagi harus menambah volume suara yang tiada pernah tampak...

Oleh semua pejalan yang pernah melewati tempat itu...

Semua bukan tentangmu saja 

Juga bukan tentang apa yang dapat kau katakan dan ku sampaikan....

Sebagian tentang yang tiada diantara kita.... namun ia nyata ingin ada diantara ..... kits.