Pertanyaan Orang Setempat
Pengecapan
Apa Iya Barter Cenil &g Logam Mulia?
Suhu Ruang
Mendengar langsung dalam keheningan
Jadi dambaan banyak teman
yang pernah seperjalanan mengatakan
cercah harapan hatinya terdalam...
Akankah baginya mudah menggapai pengertiaan
hingga yang tertinggi tidak jarang dibawa padanya
yang terbuka mengejakan banyak perkara penting
agar berarti bagi banyak orang dan semesta tersenyum
tanpa membuat gelisah apalagi seolah genting
Hari itu tiada perlu mereka-reka waktu tempuh
bagai perjalanan sampai pada perjumpaan
dengan mereka yang dapat kunamai selayak suhu
Karena berpapasan dengannya hingga mendapatkan sapaan hingga
yang dinamai intinya obrolan yang menagalir begitu saja... dalam tenang
Kebetulan beriringan dengan yang lain dalam kadar demikian di samping suhu
dapat dinamai mumpuni mengurai keruwetan berpikir untuk menyelaraskan kembali
dalam cara pandang hingga semakin mampu melangkah....
Menyentuh kedalam relung rasa dan ingatan akan pesona kebersahajaan dirinya
Memberi istilah pada keadaan pikiran yang mampu keluar dari cangkangnya sendiri
Tanpa campurtangan mesin-mesin yang dinyalakan sepanjang hari demi kehangatan cuan
karena grafik keuntungan yang terus dikejar demi kompetisi dengan mesin hitung dan ambisi....
Menembus rekahan keras yang sering membatasi munculnya kaki-kaki baru
yang siap berlari dan memberi suara dengan nyanyian terindah di alam ini....
Tetap penting adanya alam asri penjaga keadaan kedatangan demikian....
Tetap ada induk-induk elang berterbangan di pohon-pohon menjulang itu....
Kenyataan yang sering tidak kita pandang .... sebagai kenyataan...
Ketika kehangatan disana jauh dari rumusan dan sapaan pikiran kita yang sempit....
untuk tau akan semua peristiwa pengubah keadaan di setiap tempat.... dalam cuaca dan musim
.... sama sekali bukan ruang yang disekat oleh tembok-tembok.... beratap sangat rapat
... tidak menyinggung kotak-kotak dengan pendingin, pertombol dan berpanel otomatis hingga berlampu aneka warna bila saja itu ruang yang dibicarakannya... itu terlalu kecil untuk bumi ini dipilih sebagai pembanding ....
... kubawa melewati dua matamu memasukinya...
suhu ruang yang telah lama kau cari.... jika itu yang sangat kaudambakan...
merdekakan dirimu hingga kepuncak.. kelak atau kapan... akan ada lagi kesempatan...
empat mata pasangan
untuk apa semua itu... kini
yang telah lama berusaha mengumpulkan
urai tiada habis akan bagaimana semua cara mereka
harus mengatakan betapa berartinya semua itu
sepasang mata yang pernah melihat
dengan kesungguhan panjat
membawa serta yang lain mendekat...
hingga sampai tempat terindah
sepi meskipun banyak penghuni....
dimana ia dan yang datang bersama
ingin menuangkan kisah senja
sesampainya di sana ..
wadah yang pernah ada tiada tampak lagi ,...mungkin dihilangkan oleh keadaan...
Belum Pahami Rute
Kita masih saling mengerti
Mencoba dengan sadar
Walau buat belajar mendengar
Setiap suara dan pertanda
Yang akan membawa langkah
Dan tujuan kita menuju ke sana
Tempat yang katanya terbaik....
Kita tidak sedang berlomba
Untuk melawan siapa pun
Untuk dikalahkan atau ditinggalkan
Dalam cuaca yang sangat baik ini
Tiada penting berpacu dengan waktu
Selain tetap berjalan meskipun lambat
Namun tetap mendengar ...
Ia yang tahu jalan menuju puncak...
Melalui dengan senang dan aman
Seolah mengisi perasaan memasuki
Atau mencapai tempat itu ...
Juga mampu menemukan
Jalan kembali ...
Kepadanya yang sangat mengerti
Kita mencari terbaiknya
Bagaimana kita membawa
Segala kebutuhan dan perlengkapan
Mengemas dengan cara praktis
Tahu mana yang diletakkan di dalam
Juga penting paham yang di luar
Memudah setiap gerak dan langkah
Juga tiada berlebih membawa semua
Yang tidak penting dan menjadi beban..
Lagu
Senyap sudah digantikan
Letak sepinya
Memasuki tetabuhan
Sekejab menyusul nyanyian
Dari tulisan -tulisah lontar tua...
Yang nyaris lapuk
Oleh perjalanan waktu....
Ooohhhh tanpa wejangan
Untuk apa semua itu
Susah payah dipertahankan
Bilakah diminati dinegeri seberang
Nan jauh di sana...?
Untuk yang bisa bertanya
Jangan semudah kata menambah hanya
Karena semua bukan terujar sebagai goda
Konon gambaran sebuah struktur terkuat
Bagian dari yang dimilikinya ....
Tiada berbanding dengan lantunannya
Yang memang hanya terdengar halus.. bahkan samar -samar bagi yang ingin mendengar....
Arang
Oh begitu syahdu...
Rasa yang telah tertuang
Bara yang telah sekian lama
Menyala dengan pendar apinya
juga dengan tebaran kehangatannya
Mengisi setiap ruang di paseban
Memaniskan keadaan sebelum
Menginjakkan kaki di beranda...
Generincing riuh datangnya sambutan
Setiap pengiring...
Mendamba senyuman
Walau sedikit....
Dari singgah sana
Yang telah mendekatkan
Kebesarannya di tempat itu..
Tiada tahu akankah semua itu
Berlangsung hingga bara telah berubah...
Pasrah di Biak
Sebuah tanggapan
Sedikit beda usai kueja
Aku hanya mau meluruskan
Setiap saat kita tidak sama terus
Juga tidak terus sama...
Bersemangat memang tepat
Itu juga bikin orang jadi hebat
Kala di Jaya Wijaya semua hebat dan bisa tepat ....
Namun tidak seterusnya semua begitu
Yang lain juga tahu , yang terus juga yang tunda
Setelah melewati hari demi hari...
Di Biaklah aku pasrah...
😐tidak ada yang tidak lelah...
😥keringat itu semua punya....
Hanya tentang tempat dimana ia memang jalanya ... begitu 😉 seperti kebetulan saja.
Untuk Bisa Lewat Jalan
Betul dan tidak diragukan
Apa iya kalo duduk mulu nyampe
Yang datang kesana tidak pake roda empat
Itu semua untuk dilewati para pejalan
Harusnya memang begitu
Tegak sang penjaga
Setiap ada yang menuju kedalaman
Memastikan semua dapat sampai
Pada tujuan bersama....
Jauh Kelewatan
Kan sudah ada...?
Ada apanya sih...
Suara itu tidak sendiri
Meskipun bukan perdebatan
Apalagi kemarahan hingga permusuhan
Yang jelas gitu!.. kalo ngomong
Ini Kelewatan...!
Suara itu semakin keras
Nadanya juga semakin meninggi
Entah akankah pembicaraan itu berarti....
Ini KURANG JELAS APA !!!
Yang jelas ??? BRO!.. nggAK USAH JUGA PAKE TERIAK!! Itu yang sudah kelewatan!
Ini atau itu yang jalan surga atau neraka terserahlah...
Perubahan memang beda sekarang
Bisa jadi suara mereka sudah samapai atap....
Kalau hanya atap , tidak juga
Mungkin atap lantai 4 atau yang kesekian
Kalau terserah DIAMlah; nggak usah pake STEL SUARA!
Ini KAU tau ... SUDAH terlalu jauh!!!
MUNDUR!!!
NGOMONG gitu aja, gak usah pake repot.......
kan enak...!
MAKSUDNYA maju MUNDUR apa Mundur Maju, Cooooiii!!!
aukah... elllap!
Bekas Jadwal
Bekas
Sudah nggak dipakai
dulu baru
disayang-sayang
jadwal dulu
dikatakan sudah lewat
jadul
tampak tidak relevan
orang hebat
keren katanya update
kudu tahu
jaman udah beda
lewati
saja yang lama
kalo mau cepat
biar tidak telat
tahu jadwal
yang terbaru
dan tercepat....
hebat
maunya
besar
nyatanya
butuh lebih
lama lagi
buat bisa
tumbuh......
Hingga Berkedip
Siang bolong disebut orang
Penuh semua mata dibelalakkan
Hanya oleh rasa penasarannya
Ditimbang pendadaran seulas syarat
Kala sang pujaan nyata rela mendekat
Mengapa kata orang tiada akan memuas
Dua hingga tiga orang pun terlampaui sudah ...
Masih juga belum percaya dipenantian tanpa terasa berjalannya waktu...
Tiada ingin terlewatkan saat terindah di pulau pujaan
Oooh dan wowwwp dan semacamnya ternyata tiada sempat terucapkan
Begitu cara yang dijumpa ternyata memutar nalar baru yang luput dari mimpi kebanyakan isi kepala yang selalu menanti di sini....
Pencari
2023 pengennya nikah,
— Daihatsu Indonesia (@DaihatsuInd) May 5, 2023
Eh jadi korban harapan palsu,
Kalo mau dapat hadiah,
Jangan lupa follow Daihatsu!
Celah
Bila saja kamu ada
Yakinlah semuanya akan
Menjadi mudah
Demikian setidaknya
Katakan tampaklah
Apalagi bila hanya mengganti
Yang paling belakang
Dengan bunyi kakak
Itu dapat semudah bunyi kokok
Semuanya akan semakin jelas
Termasuk menjadi mudah buat dijelaskan
Ketika semakin dekat dengan penglihatan
Batinmu dimalam bulan purnama.....
Andai dia tidak sedang membawa langkah ini untuk hal yang harus diikutinya
Akan lebih banyak cerita tentangnya, yang menggambarkan dinding - dinding tebal terbangun dengan tiada mudah menemukan jendela dan pintu dengan telanjang mata, ketika angin pun seperti akan melewati...
Mustahil orang akan berpikir akan kesalahan konstruksi atau mencari kata untuk menyalakan salah sebagai bentuk yang tak kasat....
Tandang penyair maya jangan kau hirau duhai sahabat, kucoba cari tahu matanya tanpa minat, menelusup dalam hingar gelegar kehebatan tengkar tutul-tutul kata buatan bibir mercusuar dinyalakan pariwara berlebih merintihkan tangan -tangan yang masih mungil, dan kaki -kaki pengikut yang sedang berjuang untuk bisa seimbang....
(&&&&&)
Cuma Reaksi Spontan
Membandingkan....
Bagaimana ia sebagai teman
Ada yang segera melihat
Sementara yang lain tidak demikian
Gelagat untuk melihat masih menunggu
Pendengarannya dipuaskan dengan tambahan lain yang baginya sebagai kelengkapan....
Membiarkan reaksi spontan yang sering muncul pada mereka sama bikin gemesnya dengan mereka yang sangat lama bereaksi ;
Masih ada juga yang sempat ngebanyol bilang, "Ngapain ikut repot, diem aja udah enak???"
Dijalan selalu ada saja, yang tidak terpikir sebelumnya, juga tidak sedikit pun terduga akan ada hal - hal demikian yang lumayan dibilang l u c u.
Penanakan
Kebebasan di tempat terbuka
Seperti saat ini adalah
Bagaimana melihat terbukanya
Alam tanpa penghalang buatan manusia
Seperti yang umum kita lihat
Misalnya bangunan -bangunan menjulang
Baik itu perkantoran atau senta bisnis dan perdagangan...
Semua penghalang itu jauh dari sini
....
Kebebasan untuk bisa makan tidak demikian untuk di sini...
Tinggal pilih apa yang dimau lengkap sesuai selera...
Perbekalan tetap paling menentukan tanpa menutup terbukanya sumber lain dari alam
Namun kebiasaan lambung tidak sembarangan, untuk mengisi yang mentah atau olahan...
Penting untuk tahu jika penanakan merupakan keharusan untuk beberapa bahan dan cadangan yang dibawa dan yang ditemukan ; sementara yang mentah biasanya untuk yang sudah tidak diragukan.
Memilih tanpa Merantai
Penghuni rumah terpencil tiada tampak
Saat kami menuju jalur pendakian ....
Ternyata bukan hanya seorang
Punya rasa ingin tahu tentang sang pemilik
Yang memiliki tempat dambaan banyak orang.......
Hanya kepala penjaga yang nongol diremang pagi yang dingin itu
Ketenangan ditampakkannya seperti mengenali gelagat tidak membahayakan tuannya...
Membiarkannya 4
Keberuntungan akhirnya tidak akan kemana tiada perlu lagi ditanya datang pula jawab perjalanan pulangnya
welat rapi to hat 🔥🔥ful
Mendaki dan Menghibur Diri
Ada kawan
Buatku sering bersama
Juga menghibur tanpa mengeluh
Tanpa lelah memberi suara manisnya
Musik dan lagu kemana saja punya laku
Ada kawan
Bukan kujadikan lawan
Yang harus saling menyisihkan
Tiada henti terus saja mencari-cari
Tingkah dan kata apa yang dapat dicela...
Tempat-tempat nan tinggi sering kita singgahi...., sebagaimana semak belukar terasa jadi pengalaman sangar mendera kita sampai sulit berani bisa kelakar...., licin serta curam-curamNya tebing memaksa kewaspadaan kita punya medan yang semua teman saling mengingatkan arti kedekatan jarak juga jangkauan ,.dan tiada menutupi hal tiada dikelabuhi deraan haus dan lapar jika space menjadi sangan penting karena keterbaTasan logistik ... namun semua itu tidak harus membuat emosi terpantik...
Apalagi
.buru - buru membuat tanda titik .
Usaha Menyapa Kita: Enakkanlah Sebisamu
Jatuh Hati
Sebenarnya ini tidak sepenuhnya benar
Hanya tidak ada kata lain atau belum dapat langsumg kutemukan dengan segera
Ujuk -ujuk dan langsung terucap dengan begitu saja untuk mengungkapkan betapa cakepnya dirimu....
Sama ketika ditengah perjalanan beberapa bulan lalu berhenti di tengah perjalanan tanpa menyebut apa-apa selain mendecakkan kekaguman akan betapa indahnya pemandangan yang sedang dijumpa berada di depan mata, lembah dan lereng -lereng bukit subur ditumbuhi hijau segar pepohonan bagai bersahutan dari tempatnya menyeberangi jangkau akar tempat tumbuhnya seolah saling melambai dengan kehidupan yang berletak berjauhan dengan iringan dan tarian nan sempurna hingga bagaimana mungkin mengatakan semua momentum itu, kecuali hanya teringat pada decakan yang telah dapat terbuat, otomatis seolah meluncur begitu saja tanpa perintah dari siapa pun.
Keadaan yang dijatuhkan dan dipengaruhi oleh keadaan itu tidak serta -merta kunamai terjatuh dengan alasan kupilih sejenak berhenti atau mengarahkan pandangan guna menyaksikan sajian alam tersebut. Ia tidak ada di sana atau keberadaanya you sebagai lawan tanding, sehingga tiada yang harus dikalahkan....atau sebagai yang tak terkalahkan, tiada maksud semua ini untuk mengatakan sebuah persamaan linier apalagi melawan logika. Beban berpikir jangan ditimbang sebagaimana dagangan yang dijajakan ia kini seolah -olah sedang diayun sebagaimana bandulan menjangkau tempat lain tanpa terlepas dengan awalan dan pangkalnya.
Penambahan sedikit keterangan terakhir menyiratkan harapan akan kemudahan bagaimana sebuah pengertian juga terbangun demikian, secantik hiasan kecil yang mempercantiknya, juga gaun yang menggambarkan sebuah identitas dan posisi dirinya saat itu. Saat hati mulai mengerti ketertarikan sebuah dimensi yang baru.....
Dalam dirimu...
....
Boleh Merambat
Menjadi sedikit lebih tinggi
Dalam kenampakan ia kini berada
Namun ia tidak berpindah
Kekuatan yang dimilikinya bersumber
Tetap disana dengan terus memanjang, hisapan semakin melebar ke segala arah
Sumua bagian dan ruas tubuhnya demikian mengikuti
Hingga beradanya diketinggian nyata terancam oleh sinar mentari sepanjang hari
Dan ia bertahan di sana...
Bergelantungan hasil yang dimilikinya dilalap langsung....oleh....
Tidak kurang pisau membelah masih mencincangnya hingga diceburkannya kehancuran itu dalam pedas asam berbaur campur ....
====
Percikan.....
Boleh dibilang kini..
Setiap yang memandang
Kali tidak ada yang luput
Memberi komentar akan kekaguman
Kepada kanvas perjalan yang terjal
Tiada akan jauh menilik
Bagaimana ia rela tengadah
Rela menerima setiap percik
Tanpa ada rasa takut untuk lalu membagikannya di sana...
Tidak pula semua akan mudah
Mengenalinya yang pada bagian cara pilihannya melantangkan bagaimana semua sudah pantas menyudahi untuk meneriak lantangkan aneka kebodohan yang berkepanjangan hingga mengungkung kebaikan dan kemajuan yang ditancapkan oleh kemerdekaan jiwanya....
Sebagaimana Orang di sana Saja!
mungkin mudah untuknya
Juga mudah bagi sebagian teman
Yang lain masih butuh perjuaangan
Untuk mencoba cara demikian..
Mengahadap ke pada luasnya perairan
Membayangkan rasa keindahan terpetik
Menamai persinggahan sementara
Bak bagian sematan kenangan kehidupan
Silih dari rongga kebisingan rencana
Yang terkadang semakin memenatkan ..
Lantas bagaimqna dengan berhadapannya kenyataan...
Hamparan yang melekat dekat sebagai limbah dan sampah...
Apa pun yang ada, dari logam, kertas dan bambu serta lainya seolah telah menyatu dengan plastik .
Menoleh ke kiri hingga jauh ke kanan tetap mengoyak perhatian untuk sampai merasakan wujudnya harapan... di sana.
Tiada penghuni dan pendatang bicara tentang keadaan, nampak semua wajah nyaman dengan keadaan demikian.
Bagaimana engkau begitu mudah punya saran, yang katamu biar mampu bertahan, apakah semua itu memang jurus yang boleh dikata sepadan?
Ternyata wajahmu belum pernah mendekat nyata disana, atau mendapat percikan airnya saat akan menyantap makanan, hingga seringan saran itu kau tawarkan, itu mungkin kelewatan!
Penolakan Macam Apa?
Sambil melanjutkan sebagian...
Juga dengan menerimamu ada
Di sini .......
Semoga ada yang dapat kau dengar
Terdapat pula bagian yang mungkin terkenang
Mengerti bagaimana diri ini mencari dan terus mencari apa yang pantas untuk dikatakan dengan suatu cara yang sejalan dengan hati... bagi yang mengerti keadaan
Jangan menyalahkan kuas - kuas ini, karena ia hanya menarikan berlalunya angan, membawa kemana arah tenaga saat menekan dengan berat dari kiri menuju ke kanan. Jangan mencibirinya sesaat yang dibawanya sapuan dari atas ke bawah dengan ketebalan yang tidak meratakan warna pada setiap bagian, Apalagi menyudutkan dengan hujaman kata ketika hanya sebagian ujung -ujungnya yang meneteskan sebuah lengkungan atau sebuah titik kecil, ia bukan yang layak untuk disalahkan.
Pasta-pasta silih berganti berdatangan. Ia yang muncul dari dalamnya akan membuat matamu mengenali bagaimanq bentuk tarian itu hingga tahun berganti tahun. Ia pun tidak sendiri, ia muncul karena tekanan yang diberikan kepada seisi tubuhnya terkadang dari bagian ujung tidak jarang pada bagian tengah. Tiada guna selalu menghalangi percampuran dari barisan yang mereka termiliki ketika semua yang ditekan telah membebaskan diri dari kedalaman....
Jeda demi jeda penekanan dan tarian yang tidak pernah tunggal acap berselang kepulan - kepulan membubung dari kepengapan ruang pengertian memberi sentuh dan gesekan pada dinding-dinding imaginasi, seperti mengendurnya setiap otot -otot menjadi bagian inkubasi saat transisi akan kembali menebalkan arti.
Jalinan terulir hingga sarat menempa pengertian diri mengeja anggapan akan gugus penolakan menjadi sebuah definisi, seolah memutarbalikkan bagaimana sebuah keadaan tiada mungkin dikatakan kecuali membiarkan setiap tarian - tarian bergeliat lagi, ia semakin liar menebar setiap tumpahan- tumpahan dari kedalaman... mulanya masih tampak tearing terang bagai sketsa namun lama-lama semakin menggelap dan menggunung anchor pada setiap utamanya kisah yang bersorot menajam....
....
Lintasan Becek
Teman perlu tahu
Kupikir menjadi penting
Dengan penyampaian sebisaku
Bahwasanya aku orang biasa saja
Dalam arti sebagai yang tidak serba bisa
Untuk dapat melewati semua hal
Yang ada di depan dengan langsung
Dan seketika lancar begitu saja
Apalagi setelah melihat gambaran rute
Yang harus dilewati begitu jauh dan panjang...
Tantangan yang daisy dikata tidaklah ringan...
Tiada lain kecuali mengatakan apa adanya...tanpa perlu disembunyikan...Basah dan juga licin pastilah kewaspadaan kudu semakin ekstra....
Kelokan dan bagian lain yang berlumpur tiada perlu dihindari dan memang harus bertempur buat melewatinya....
Jalan lain yang menjadi pilihan katanya tidak disarankan karena akan banyak waktu yang termakan... hingga nanti...
Ketika semua mengerti akan keadaan ini pastilah akan punya tambahan gagasan yang setidaknya mematangkan pertimbangan hingga persiapan ...
Meyakini bahwa semua juga butuh dan ingin aman juga kelancaran....
Pemisahan
Dengan yang ini
Ia mau...
Dengan yang itu..
Katanya suka...
Dengan yang di sana..
Tak bisa melupakan
Dengan yang disono ...
Selalu berharap
Dengan yang kemarin
Ia depenuhi kenangan
Dengan yang nikung..
Ia bisa ikut belok ...
Dengan yang menjauh...
Juga tiada putus kontak
Dengan yang mendekat...
Bagaimana bisa menolak..!?
Ember demi emberan
Membuat bingung...
Ragu mau kemana
Jika terus bersama
Masih ada
Celah untuk kepala
Ini jalan memilih jauh
Darinya sebagai tempat jauh
Terserah saja disebut pisah ...
Kata maaf seperti apa ...
Yang terbilang paling mencairkan...
?
Belong
Cita-cita kala itu
Imo lukis di dalam kertas
Riasan tergoreskan padanya
Coretan pada kertas bergaris
Lalu semua yang dibuat disana
Esok yang datang tiada tahu
Ditambahkannya urai kata pelengkap
Meluncur dari bibir tipisnya
Oh belum tahu ya...
Fasihnya menirukan sang maestro
Memberi cerita pada setiap gerak
Pada yang ingin tahu
Hingga semua jadi mengangguk
Namun semua..
Tiada memberi..
Gambaran utuh hingga kepastian
Mereka benar -benar
Telah tahu.
Termasuk...
Padanya juga
Yang sudah sering
Dianggap sulit untuk bisa...
Yah I...
Itu task... task....tadi itu loh...!
Tahu!
===__
Diperbatasan Pemahaman
Sesuai dan masih sangat pas
Dengan tempat yang mereka singgahi
Mendekati perbatasan kelebatan hutan
Jadi andai duga cara memandang
Tiada maksud menempatkannya
Pada bagian yang rendah atau masih pada
Wilayah dibawah angka rata dua
Bagaimana mereka mengarahkan
Pandangan hanya pada tubuh kami
Yang kelelahan dan sedang memesan
Rujak menu yang katanya masih ada
Jika lebih eksplisit dan pantas
Cara mengarahkan pandangannya
Dari beberapa yang berlalu munuju
Pada bagian dada lalu ke sekitar paha katakan kelamin masih dijamin paling laku dimata mereka kala itu, hingga kami makan dengan sedikit risih..
Lucunya tak ada sangka mereka juga ajari banyak cara merilekskan, kami yang katanya sedang ngaso ; dibiarkan untuk berada dihalaman rumah mereka1dengan sebutan bermacam mereka mempersilahkan, ADuh Welshman... nama nggelosor hingga ndeprok dan apa lagi... yang sempat mengundang gelak tawa... moga aja dikasih murah...
Mencari Fakta
Dulu hanya katanya
Dulu masih mendengar
Itu cuma masa lalu
Namun kini itu ada
Dijumpa dengan laku
Saat berteman membawa serta
Disana - sini dikaki bukit
Awal mula masih mengernyit
Kali menyambung benih ingatan
Melihat piring dalam susunan
Bentuk indah dibuat tangan
Asal dari dedaunan
Mereka tetap meletakkan
Arti hidup bagai lembaran
Yang dibentuk dan diserahkan
Kembalai kepada sumber keadaan
Sudah sangat tua
Katanya itu ajaran
Orang tetap memilih
Juga menempatkan lebih dari kendaraan.
Menunggu Masih Bisa
Pada antrian mengular
Tiada yang bertangan kosong
Bahkan beberapa bukan hanya tangan
Punggungnya juga dipenuhi
Dengan gambaran
Ia tidak ingin ada yang tertinggal
Dan sudah barang tentu
Dianggap penting
Tiada yang tahu pasti
Rupa didalamnya...
Beberapa menyempatkan lagi
Melongok jam tangan...
Kurang puas Kali membandingkan
Dengan jam beast yang tidak jauh
Terpampang ditempat😥😥😥tinggi..
Saat itu...
Pandangan kami terarah
Secara bersamaan pada puncak
Yang akan kami datangi..
Namun pemandangan di lobi yang semakin
Hiruk pikuk memaksa hasarat...
Masih bisa menunggu
Kata yang menenangkan saja...
Kegelisahan seperti rekat dan lekat
Pada sejumlah wajah yang berpapasan....
Rujak Bukan Rujuk
ini sebagai salah satu keberuntungan
perjalanan pulang yang panjang
jika dibandingkan dengan perkiraan
menuruni gunung yang semula akan cepat
begitu yang terlintas di dalam pikiran kita
ternyata masih membutuhkan waktu panjang juga
namun ada syukur dari semua ketika tiba di desa
hari belum gelap dan masih bisa mencari makanan
mengingat semua sudah kehabisan perbekalan
karena ada sedikit pergeseran waktu tempuh
"Nah itu dia, kita bisa charge tenaga "
Dengan semangat menunjuk warung di pinggir desa kecil tempat kami pertama menjumpai satu kemungkinan terdekat buat makan.
"Minta rujuk ya Bu?" tentu suara yang paling lapar memesan sudah tanpa bisa sedikit saja punya kelakar.
"Gak ada dik, adanya rujak, sama nasi pecel", Ibu penjual dengan senyum menyambut kami, yang semua sudah tampak lusuh alias kumal.
Sambil menunggu semua pesanan lengkap ternyata kami baru sadar, bahwa ada tulisan kecil di papan sebelah kanan pintu masuk yang memang tampak dibuat oleh seorang anak yang sedang belajar menulis, dengan beberapa coretan-coretan. Dan yang membuat semua kini jadi tertawa ternyata tulisan itu memang bunyinya jual rujuk, yang maksudnya adalah jual rujak.
Bunga
Tanah itu bergetar
Begitu dengan lembut
Kau sebut nama itu...
Mungkinkah itu hanya perasaan
Yang muncul seketika saat itu
Salah tingkah tanpa menduga samasekali
Caramu menyebutkan serasa dekat sekali
Di dalam sanubari
Mengenali diri yang bukan siapa-siapa
Dalam keadaan sebesar itu
.
Aksara Dengan Huruf V dan Aksara Dengan Huruf F
ini dari bahasa keseharian
bukan kajian ilmiah
menjadi bagian hidup
keseharian
tumpang tindih
dalam penyebutan
tidak menjadi penghalang
atau memusingkan mereka
apa yang penting
apa yang terpenting
apa pula yang tidak penting
semua bagi mereka terlinting
sebutan menyatukan kesatuan maksud
.......
..
......
Pengalihan....
Kelap-kelip lampu perkotaan
Yang tadinya mengisi pemandangan
Sedikit-demi sedikit telah menipis
Tidak lain kini beralih menuju daerah lain
Tempat dengan semakin sepi dan sedikit penghuni
Sebuah keadaan
Yang berbanding lurus
Dibutuhkannya penerang
Juga sumber penopang bagi masyarakat
Padat dan juga ramai menjadikan terang
dan keadaan mudah dilihat dengan banyaknya lampu
yang menerangi tempat usaha juga tempat tinggal
termasuk jalan-jalan pemukiman dan pertokoan
juga perkantoran dan aneka industri di sekelilingnya...
Semua itu sudah tiada lagi
Dapat dilihat
Dari tempat pujaan ini
Tempat yang sangat sejuk
Tempat yang juga hening sekali
Dari hiruk pikuk manusia dan mesinnya
Ruang bebas dan segar yang dimimpikan
Sebagai teman penghibur dirinya
Tas Punggung
Dibelakang dengan setia
Selalu menemani kemana kaki melangkah
Cara membawanya membuat mudah
Tempat miring hingga terjal tanpa gelisah
Bawaan tetap melekat dibelakang
Perjalanan yang menantang ditempuh
Jelajah dalam kebersamaan
Menjadi beda jika harus sendiri
Apalagi tempat yang asing dan jauh
Tenaga jadi utama
Sebut saja terpenting
Sebagaimana akan daya tahan
Agar dapat sampai tujuan.
Memperoleh
Hela nafasmu meleburkan jawaban
Sesingkat salam anganmu membuat cara
Apa yang mungkin dapat kuperoleh
Tiada lain jika bukan keaslianmu beristilah
Tanpa peduli orang lain mengecap ragu
Paling wajah mencumbu tawa
Keasaman keringat disepadankan
Strawbery yang belum masak
Memundurkan niat mencicip rasa
Semua duga tanpa membasahi lidah...
Yang tanpa mau berimaginasi tentangnya
Semenarik itukah untuk dibicarakan
Bila dibanding dengan rasa asinnya
Ini bagian kelakar milikmu dijalan...
Usai menempuh bagian yang lebih terjal
Tempat dimana jauh dari legendarisnya hidangan ikan payau yang kauyakini terenak dan terunik namun tiada lagi kausebut - sebut....
Untuk apa menangisi yang tiada diminati dan untuk apalagi harus menambah volume suara yang tiada pernah tampak...
Oleh semua pejalan yang pernah melewati tempat itu...
Semua bukan tentangmu saja
Juga bukan tentang apa yang dapat kau katakan dan ku sampaikan....
Sebagian tentang yang tiada diantara kita.... namun ia nyata ingin ada diantara ..... kits.