The Power of Love Expression

without you... on sandy shores I stand, Since morning's earliest light in hand, Each step, a moment, I entwine, Waiting for you, heart and mind. The waves caress the beach's face, A soothing serenade, a gentle pace. The sun casts shadows, warm and bright, A perfect scene, a peaceful sight. In solitude, I breathe the sea, Anticipating your presence, wild and free. My footsteps mark the sandy floor, A path unwinding, to our shore.

Lagi Fresh: Biar Tak Lupa

Lagi Fresh: Biar Tak Lupa: Sedikit demi sedikit  Begitu perubahan terjadi  Sering tiada terasa  Baru tersadar  Saat melihat gambar lama  Bagai masih kemarin saja  Semu...

Pertanyaan Orang Setempat

Dengan berulang bertemu
Dengan banyak orang di tempat itu
Sebanyak itu pula jawaban keluar 
Harus mengalir sama untuk diberikan 
Kepada orang asli yang dikenali ramah 

Pengikut lain sebagai yang tidak biasa 
Dengan keramahan itu multi gundah 
Apa urusan mereka tanya demikian 
Jelas-jelas udah kelihatan sekali 
Apabila mau tau setiap urusan orang 

Dikira apa kita kesana 
Udah jelas ada ditangan 
Bawaan dan arahnya tujuan
Alat yang umum untuk mengail 
Masih semua bertanya mau kemana....

Obrolan kurang kerjaan 

Yang ngerti cuma senyum 
Juga mendiamkan ...
Saran kecil menyuruhnya diam 
Biarkan kalau memang mau 
Dianggap bukan manusia....


 

Pengecapan

Tiada hasrat kembali 
Pada sepakatnya mata
Seutuh pendapatnya berbunyi 
Untuk memutus arah bicara 
Memilih arah  wisata bahari 

Terasa sejak jumpa diawal 
.(:-(:-|
Manisnya langsung kelihatan
Dirasa tidak tahu oleh mereka
Untung yang dipetik dari legitnya 
Dibumbu omong kosong sambil makan 
Malam tidak segera larut
Demi sebuah kekosongan saja 
Acara demi acara tanpa terasa usai 

Hingga ketukan lonceng menyadarkan
Jarum jam sudah nenghentikan sejenak 
Memberi tahu semua mata semakin melihat 
Ia sudah semakin jauh berputar..
Mungkin ada kata sudah untuk penantian lama para pencari hiburan mendudukkan dirinya di sana.

Apa Iya Barter Cenil &g Logam Mulia?

di tengah suara-suara permainan
yang dimiliki zaman
meleburkan peran dengan halusnya 
mendarah dalam daging penghuni 
memainkan setiap angan pemeran 
Untai juang dan pengabdian 
Propaganda dan keuntungan 
Haruskah dalam lakon bagai pariwara
....
Kedatangan yang diikuti keramaian
dibelakangnya selaksa arak-arakkan
gemerincing dan ramainya tetabuhan
memasuki  pasar yang dikenal sangat kental
dengan cara orang memandang kelokalan
hingga disana dinamai suasana tradisional
kekar dalam langkah punya perjalanan
tiada yang berani menyebut bawaan sebagai rampasan
manis akan memanis jika itu disebut bagian keuntungan
----
kian menipis
kian menyepi
kepadatan berkurang
lalu lalang merenaggang
pemandangan melonggarkan
hirupan napas melegakan 
mata punya pemandangan
semakin lapang rimbun kehijauan 
asri oleh tanaman subur dan pepohonan
meskipun masih tetap ada satu dua penjaja
dengan aneka rupa dan kebutuhan yang ditawarkan....
''''''
dengan suara lantang
dipenuhi keramahan pada penjaja tua
kesatria perkasi mendekati membawa bungkusan
warna-warni indah seempuk pandangan dirancang buat
membungkus dengan kisah medernitas negeri seberang
mengolah semua bahan hingga memudah saudara menelan
nasib sikeriput yang telah layu giginya berhadapan...
pandangan sejuk dan keramahan situa...
tiada menyebut kepongahan pemuda mendekatinya
memaksakan tipu murahan dengan picik pertimbangan
sama-sama dari dalam tanah disepadankan dengan sangat naif...
senaif ia mempertontonkan kebodohannya dengan modernitas...
manisnya muslihat yang sangat dangkal itu dibiarkannya...
ia pergi mengambil logam mulia yang katanya tidak bisa dikunyah...
ini saja....! sebungkus rampasan ditinggalkannya dengan parutan kelapa....
berceceran bagai lukisan sirenta mengeja pemaksaan yang bukan lagi lucu....
jika ia menamai ketidak adilan....
ia pula yang ada menghentikan,... kekuatannya
berlari sejauh apa dari tempat itu....
karena ia adalah ia sang pelantun yang hanya memberinya hiburan
disela pelariannya.... yang tada akan punya tempat akhir yang kau bayangkan sempit....
seperti pikiranmu yang sering tiada akan menjangkaunya......

Suhu Ruang

Mendengar langsung dalam keheningan

Jadi dambaan banyak teman 

yang pernah seperjalanan mengatakan

cercah harapan hatinya terdalam...

Akankah baginya mudah menggapai pengertiaan

hingga yang tertinggi tidak jarang dibawa padanya

yang terbuka mengejakan banyak perkara penting

agar berarti bagi banyak orang dan semesta tersenyum

tanpa membuat gelisah apalagi seolah genting


Hari itu tiada perlu mereka-reka waktu tempuh

bagai perjalanan sampai pada perjumpaan

dengan mereka yang dapat kunamai selayak suhu

Karena berpapasan dengannya hingga mendapatkan sapaan hingga

yang dinamai intinya obrolan yang menagalir begitu saja... dalam tenang

Kebetulan beriringan dengan yang lain dalam kadar demikian di samping suhu

dapat dinamai mumpuni mengurai keruwetan berpikir untuk menyelaraskan kembali

dalam cara pandang hingga semakin mampu melangkah....


Menyentuh kedalam relung rasa dan ingatan akan pesona kebersahajaan dirinya

Memberi istilah pada keadaan pikiran yang mampu keluar dari cangkangnya sendiri

Tanpa campurtangan mesin-mesin yang dinyalakan sepanjang hari demi kehangatan cuan

karena grafik keuntungan yang terus dikejar demi kompetisi dengan mesin hitung dan ambisi....

Menembus rekahan keras yang sering membatasi munculnya kaki-kaki baru

yang siap berlari dan memberi suara dengan nyanyian terindah di alam ini....

Tetap penting adanya alam asri penjaga keadaan kedatangan demikian....

Tetap ada induk-induk elang berterbangan di pohon-pohon menjulang itu....

Kenyataan yang sering tidak kita pandang .... sebagai kenyataan...

Ketika kehangatan disana jauh dari rumusan dan sapaan pikiran kita yang sempit....

untuk tau akan semua peristiwa pengubah  keadaan di setiap tempat.... dalam cuaca dan musim

.... sama sekali bukan ruang yang disekat oleh tembok-tembok.... beratap sangat rapat

... tidak menyinggung kotak-kotak dengan pendingin, pertombol dan berpanel otomatis hingga berlampu aneka warna bila saja itu ruang yang dibicarakannya... itu terlalu kecil untuk bumi ini dipilih sebagai pembanding ....

... kubawa melewati dua matamu memasukinya...

suhu ruang yang telah lama kau cari.... jika itu yang sangat kaudambakan...

merdekakan dirimu hingga kepuncak.. kelak atau kapan... akan ada lagi kesempatan...

empat mata pasangan

untuk apa semua itu... kini

yang telah lama berusaha mengumpulkan

urai tiada habis akan bagaimana semua cara mereka

harus mengatakan betapa berartinya semua itu


sepasang mata yang pernah melihat

dengan kesungguhan panjat

membawa serta yang lain mendekat...

hingga sampai tempat terindah

sepi meskipun banyak penghuni....


dimana ia dan yang datang bersama

ingin menuangkan kisah senja

sesampainya di sana ..


wadah yang pernah ada tiada tampak lagi ,...mungkin dihilangkan oleh keadaan...